Temperatur dan Tahanan
Contoh :
Penghantar
dingin
Penghantar
yang tidak tergantung pada panas
Penghantar
panas
|
a.
Penghantar dingin
Tahanan bertambah dengan
pemanasan ( Positive
Temperatur Coeffisient – PTC )
b.
Penghantar tidak tergantung
Tahanan tidak berubah
dengan adanya pemanasan
c.
Penghantar panas
Tahanan berkurang dengan
pemanasan ( Negative
temperatur Coefficient – NTC )
|
Contoh :
CU, AL,
Fe
|
Pemakaian :
Penghantar
Gulungan
|
Contoh :
Ni,
Mangaan
Campuran
(CU, Ni, Ma )
|
Pemakaian :
Untuk alat ukur yang sangat teliti
|
|
Contoh :
Semi
konduktor
Oksid
logam
Arang
|
Pemakaian :
Komponen
elektronika
Pengatur
temperatur
|
Penggunaan
tahanan PTC
Contoh : Relai waktu
Jika arus
mengalir pada kumparan, maka sakelar utama akan menutup
Setelah
beberapa saat tahanan PTC akan bertambah besar akibatnya arus mengalir pada
kumparan menjadi kecil sehingga saklar utama membuka kembali.
Penggunaan
tahanan NTC
Contoh : Pengukur temperatur air pendingin motor
Jika temperatur
air pendingin semakin tinggi, tahanan NTC semakin kecil, kuat arus yang
mengalir semakin besar, temperatur bimetal semakin naik, muai panjang semakin
besar, maka simpangan jarum semakin besar
Analog
antara besar arus yang mengalir dengan sakala jarum dapat dipakai sebagai
penunjuk tinggi rendahnya temperatur.
Koefisien
Temperatur ( , )
Koefisien
temperatur memberikan faktor perubahan tahanan akibat perubahan temperatur dari
1ÂșC
Satuan
1. Pada
belitan stator dari suatu dinamo motor dengan 20°C, memperoleh tahanan 21,7 W
Tentukanlah tahanan pada 75°C, (temperatur kerjanya)
Jawab :
Diketahui :
R.75 = R20 + DR
® dari label a (cu) = 0,005
D
= R 20 . DT. a
= 21,7 W ( 75 – 20
c ) . 0,004
= 4,77 W
R.75 = 21,7
+ 4,77 = 26,5 W
2. Diketahui : lampu kepala halogen 12 V, 60 W, bahan
filamen dibuat dari wolfram = 0,005 = ,
Tahanan pada temperatur dingin 20°C = 0,2 Ohm
Tentukan : Tahanan
filamen waktu nyala
Temperatur filamen waktu nyala
Jawab :
T = 20o C + DT dari
tabel aw = 0,005