CASIS
REM
MOBIL
Penguat tenaga rem
(Boster)
Boster adalah perlengkapan tambahan pada sistem rem
yang berfungsi untuk memperbesar gaya pengereman
Komponen-komponen boster
1. Karet diafragma
2. Katup udara
3. Katup vakum
4. Tuas pendorong
|
5. Katup pengontrol vakum
6. Tuas rekasi
7. Torak boster
8. Tuas pendorong
|
Alran gaya tekan pedal rem
A = saat pedal rem dfiinjak menghubungkan saluran
1 2 ada rekasi gaya dorong torak
boster
B = saat pedal rem dilepas saluran 1 3
tidak ada
Prinsip kerja penguat tenagan (BOSTER)
Saat bebas
Tidak ada gaya tekan pedal pegas rekasi mendorong katup pengendali ke
arah katup udara menutup dan katup vakum membuka
Saluran vakum terbuka ruang A berhubungan dengan ruang B
Tekanan diruang A ruang B, tekanan seimbang tidak ada rekasi gaya dorong torak
Pegas pengembali mampu menekan torak pada posisi
belum bekerja
Saat direm
Gaya pedal rem
pegas reaksi katup vakum
menutuk saluran vakum torak
boster batang dorong dan torak
silinder master
Saat katup vakum menutupsaluran vakum katup udra membuka saluran udara akibatnya
ruang A tidak ada hubungan dengan ruang A
Ruang A berhubungan dengan tekanan vakum dan ruang B
berhubungan dengan tekanan atmosfir (udara) PB>PA ada rekasi gaya dorong kearah torak
silinder master (boster bekerja)
Gara Pengereman = Gaya dorong pedal +
Torak Boster
Saat pedal rem lepas injakan
Tidak ada gaya dorong pedal pegas katup pengendali mendorong katup
pengendali kearah katup udara menutup udara
saluran vakum saluran
Ruang A berhubungan dengan ruang A kembali ke ruang B = ruang A = tekanan
vakum rekasi gaya dorong torak hilang
karena tekanan di depan dan dibelakang torak seimbang
Pegas pengembali torak boster terus mendorong pada posisi
tidak direm
Jika melepas injakannya sedikit saat pedal rem ditekan gerakan kembali katup pengendali
terhenti torak terus bergerak hingga
saluran vakum tertutup lagi ruang B
kembali berhubungan dengan tekanan atmostfir tekanan ke torak silinder master
dipertahankan sesuai kehendak sopir
Katup Pengendali Boster dengan tuas Reaksi
Cara kerja :
Saat bebas (tidak bekerja)
Pegas torak boster menekan torak pada posisi tidak
direm dan tuas rekasi tegak karena titik tumpu “D” diam pada tumpu “C” di tekan
ke kanan
Batang dorong pedal tertarik kekanan dengan hubungan bola katup udara tertarik
kekanan hingga menekan katup kontrol dan pegasnya pada posisi membuka katup
vakum
Katup vakum terbuka, kevakuman diruang A berhubungan
dengan ruangB dan katup udara menutup saluran udara kntrol ruang B tidak berhubungan denganm udara
luar
Tidak ada perbedaan tekanan antara dengan torak
boster dian torak boster tidak
memberi gayakan gaya dorong
Saat pengereman
|
Pedal rem didinjak
Batang dorong pedal bergerak kekiri melawan pegas
katup udara dan mendorong katup udara bergerak kekiri
Gaya pegas katup kontrol mendorong katup kontrol
bergerak keiri mengikuti gerakan katup udara
|
Gerakan katup
kontrol tertahan dan menutup katup vakum
Katuip udara terus bergerak kekiri akibatnya saluran
udra katup kontrol terbuka menghubungkan ruang variabel dengan udara luar
Tiorak bergerak kekiri akibat dari perbedaan tekanan
dimana di depan torak (ruang A) adalah tekanan vakum dan dibelakang torak
(ruang B) tekanan atmosfir (udra luar)
Tekanan ruangA
< tekanan ruang B
Torak bergerak kekiri
Pr A < Pr B
Tenagan dorong torak diteruskan kebatang dorong
master melalui tumpuan”C” (torak dengan tuas rekasi), tumpuan G (tuas rekasi
dengan piringan reaksi) piringan reaksi menekan batang dorong master silinder
Karena rekasi tumpuan G berlawanan arah dengan arah
gaya ditumpuan C maka tuas rekasi terungkit pada bagian tepi dalam (tumpuan E)
Ditumpuan E didorong oleh torak katup udara karena
tekanan batang dorong pedal, sehingga piringan reaksi menekan batang
dorong master dari timpuan G
Tumpuan G mendapat gaya dari tumpuan E dan tumpuan C
Bila tenaga pedal rem sebesar
Tenaga Piston = b/a. F
F
Out put boster = F + (b/a).F
|
Saat tetap ditekan
Pedal trem ditekan tetap
Gaya dorong torak pada tumpuan C akibat perbedaab
tekanan diruang A dan B menyebabkan torsk bergerak kekiri bersama katup
kontrol
Jika gaya yang bekerja pada tumpuan C sam,pa
seimbang dan katupkontrol bergerak kekiri menyentuk katup udara dan katup
vakum
|
Karena tekan pedal tetap maka kan menimbulkan
6tekanan yang sesuai dengan penekanan pedal rem
|
Saat kerja maksimum
Tekanan pedal bertambah besar
Gaya pada tumpuan E besar
Tidak terdapat keseimbangan pada tuas reaksi,
hingga tumpuan E menempel pada piringan reaksi mendorong batang dorong master
Katup udra semakin jauh membuka dan saluran udara
semakin terbuka lebar Tekanan udra di runag B (ruang variabel) sama dengan
udra luar
|
Perbedaan tekanan besar gaya dorong torak dan
penambhan tekanan pedal rem akan menambah besarnya gaya yang bekerja pada
batang pendorong master silinder
|
Saat pedal bebas/dilepas injakan
Keseimbangan pada truas reaksi hilang
Gaya dorong torak katup udra ke tumpuan E hilang
Torak udra didorong kekanan oleh rekasi gaya pada
tumpuan G dan pegas katup udara
Katup udra bersentuhan dengan katup kontrol
menutup saluran udara dan membuka katup vacum
|
Terjadi hubungan anatara ruang A dan ruang variabel
B tidak ada perbedaan tekanan gaya dorong torak boster hilang dan torak boster
didorong pegas pada posisi tidak bekerja
|
Saat pengereman tanpa vakum
Batang dorong pedal menekan katup udara membuka
saluran udara ruang variabel “B” berhubungan dengan udara luar
Torak katup udara mendorong tuas reaksi pada
tumpuan E dan menekan piringan reaksi selanjutnya menekan batang dorong
master silinder
Tuas rekasi menekan pada tumpuan “D” dan
selanjutnya mendorong pegas dan torak boster
|
Ruang variabel bertambah besar dan berhubungan
dengan udara luar
Fungsi rem hidraulik tetap bekerja walau tekanan
vakum di ruang A tidak ada/tidak bekerja karena kerusakan
Katup pengendali dengan Piring karet reaksi
|
1. Diafragma
2. Torak boster
3. Piring karet reaksi
4. Katup kontrol
5. Katup udara
6. Torak batang dorong
masterrem
7. Pegas torak boster
8. Batang dorong master
|
|
Prinsip kerja :
Ruang A berisi cairan A yang tidak dapat
dikompresikan
Bila torak D menekan cairan “A” maka tekanan
cairan akan menekan permukaan c dan B
Gaya pada C dan B akan berbanding lurus :
|
FC = PA . AC
dan FB = PA . AB
Semakin besar penampang A atau B semakin besar pula
gaya bekerja pada permukaanya
Contoh : Fr
= 10 Kg , AC = 6 cm2
dan AB = 4 cm2
PA = 10 Kg
= 1 kg/cm2 FC
= PA AC = 1.6 = 6 kg
FB
= PA .AB = 1.4 = 4 kg
Perbandingan gaya dengan banyaknua fluida ini
digunakan pada prinsip bekerja reaksi katup udara dan pada prakteknya biasanyan
fumngsi rekasi ini dilaksanakan oleh piring karet reaksi